Nama Al-Kindi seorang filosof terkenal ini mempunyai nama lengkap Abu Yusuf Yakub ibn Ishaq ibn as-Sahabah ibn Imran ibn Muhammad ibn al-Asy'as ibn Qais ibn al-Kindi. Namun ia lebih dikenal dengan sebutan Al-Kindi. Nama tersebut dinisbatkan kepada Kindah yaitu suatu kabilah terkemuka pra-Islam yang merupakan cabang dari Bani Kahlan yang menetap di Yaman.
Tidak ada kepastian tentang tanggal lahirnya, kecuali kepastian bahwa ia dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H atau 801 M dari pasangan keluarga kaya dan terhormat.
Diperkirakan Al-Kindi hidup pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah yang pada waktu itu dipimpin oleh Al-Amin tahun 809 M, Al-Makmun tahun 813 M, Al-Muktashim tahun 833 M, Al-Watsiq tahun 842 M dan Al-Mutawakkil tahun 847 M. Pada saat itu Dinasti Abbasiyah sedang mengalami masa-masa kejayaan dan perkembangan dunia intelektual sangat menjanjikan.
Diperkirakan Al-Kindi hidup pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah yang pada waktu itu dipimpin oleh Al-Amin tahun 809 M, Al-Makmun tahun 813 M, Al-Muktashim tahun 833 M, Al-Watsiq tahun 842 M dan Al-Mutawakkil tahun 847 M. Pada saat itu Dinasti Abbasiyah sedang mengalami masa-masa kejayaan dan perkembangan dunia intelektual sangat menjanjikan.
Selain dikenal sebagai pakar filsafat Islam, Al-Kindi juga dikenal sebagai penerjemah mahir. Menurut Ibn Juljul dalam bukunya THabaqat al-Thibba (golongan dokter), dalam Islam ada lima orang penerjemah mahir dan salah satunya adalah Al-Kindi. Empat orang lainnya yaitu Hunain ibn Ishaq, Ya'qub ibn Ishaq, Tasbit ibn Qurrah dan Umar ibn Farkhan at-Thabari.
Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Makmun, Al-Kindi dikenal sangat berjasa dalam gerakan penerjemahan dan menjadi seorang pelopor yang memperkenalkan tulisan-tulisan Yunani, Suriah dan India. Di lembaga Bait al-Hikmah, Al-Kindi pernah menjadi dosen atas permintaan dari Khalifah Al-Makmun sekaligus mengasuh putra Khalifah Al-Mu'tashim yang bernama Ahmad.
Filsafat Ketuhanan
Sudah masyhur dalam sejarah bahwa dulu seorang ulama mampu menguasai berbagai cabang keilmuan. Di antara cabang keilmuan yang dikuasai Al-Kindi dan diakui dunia hingga saat ini adalah filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, semantik, bahasa, geometri, farmakologi, ilmu jiwa, optika, politik, spiritual, metafisika, musik, bahkan ia juga dikenal sebagai penulis lagu. Karena itulah namanya harum tidak hanya di dunia Arab tapi hingga ke dunia Barat dengan sebutan Alkindous.
Salah satu pemikiran filsafatnya yang monumental adalah tentang ketuhanan. Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak mempunyai hakekat dalam arti 'ainiah sebab Tuhan tidak tersusun dari materi dan bentuk serta tidak termasuk dalam benda yang ada di alam. Tuhan adalah sang pencipta alam. Tuhan juga tidak mempunyai hakekat dalam pengertian mahiah sebab Tuhan tidak termasuk dalam species dan genus. Tuhan adalah wujud yang maha sempurna dan tidak didahului oleh wujud lain. Tuhan adalah unik dan menjadi al-Haqul Awwal. Wujud Tuhan tidak pernah berakhir, sedangkan wujud lain ada karena ada wujud Tuhan.
Selain itu, Al-Kindi termasuk ulama yang mempertahankan ajaran adanya kebangkitan jasmani setelah mati. Manusia dibangkitkan tidak hanya ruhnya, tetapi juga jasmaninya di akhirat nanti. Al-Kindi juga mendukung keyakinan tentang terjadinya mukjizat pada seorang Nabi dan Rasul, keabsahan wahyu Nabi, serta kepastian akan terjadinya hari kiamat.
Banyak kaya Al-Kindi yang mengarah pada filsafat. Di antaranya adalah Kitab Al-Kindi ilal Mu'tashim Billah fil Falsafatil Ula (membahas tentang kajian filsafat pertama), Al-Falsafah ad-Dakhilat wal Masa'ilil Manthiqiyah wal Mutashah wa ma Fawqal Thabi'iyyah (membahas kajian filsafat dan berbagai masalah yang berhubungan dengan logika dan metafisika) dan Risalatul Hikmiyah fi Asrarir Ruhaniyah (membahas berbagai rahasia spiritual dengan bahasa filosofis).
Sumber: AULA edisi Oktober 2014.
1 komentar so far
terimakasih ilmunya gan... sangat bermanfaat untuk membuka wawasan ilmuan islam
studioznak
EmoticonEmoticon