Menurut Piaget perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
- Sensori motor (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini, perkembangan pancaindra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah "menangis". Menyampaikan cerita pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar menggunakan gambar sebagai alat peraga, harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
- Pra-oprasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi "egosentris", sehingga berkesan "pelit", karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis-rumit.
- Operasional kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan "egosentrisnya" dan dapat bermain dalam kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis. Namun dalam menyampaikan cerita, penggunaan bahasa harus diperhatikan.
- Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak praremaja ini sedikit lebih mudah karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunkan alat peraga. Nmun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Sumber: Stephen F. Duncan, et, al.,
Love Learning (cara penuh cinta dalam mendampingi tumbuh kembang anak) (Jogjakarta: Image Press, 2009), 152-153.
EmoticonEmoticon