Friday, January 17, 2014

Ketrampilan Dasar Pembelajaran

Tags

             A.   Ketrampilan Bertanya
K
etrampilan bertanya merupakan komponen yang paling penting dalam pembelajaran yang PAKEM. Pilihan pertanyaan yang dikemukakan oleh guru akan menentukan apakah tercipta kelas yang PAKEM atau tidak.
  Bagaimanakan prinsip-prinsip pertanyaan yang baik?
Beberapa prinsip pertanyaan yang baik di antaranya:

1.    Pertanyaan disampaikan keseluruh siswa sehingga semua siswa merasa berkewajiban menyampaikan jawaban.
2.    Mengundang banyak alternatif jawaban dari siswa.
3.    Memotivasi siswa untuk menjawab dalam kalimat yang cukup panjang.
4.    Disampaikan dengan cukup keras dan sedapat mungkin tidak diulang-ulang.
5.    Pertanyaan merangsang siswa untuk berfikir kritis.
  Apakah yang dimaksud dengan pertanyaan terbuka? Mengapa pertanyaan yang terbuka ini penting dalam menciptakan keaktifan siswa?
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memiliki banyak alternatif jawaban yang benar. Dengan mengajukan pertanyaan terbuka maka akan semakin banyak siswa yang berkesempatan menjawab dan mendapatkan hadiah/reward dari guru. Denngan demikian penggunaan pertanyaan terbuka akan menciptakan suasana belajar yang aktif. Contoh pertanyaan terbuka misalnya, “Anak-anak, menurut kalian hewan itu punya perasaan atau tidak? Berikan alasannya!.
  Apakah tujuan kita mengemukakan pertanyaan kita di kelas?
Tujuan kita mengemukakan pertanyaan di antaranya:
1.    Mendorong siswa untuk menggali informasi.
2.    Merangsang rasa ingi tahu.
3.    Melatih siswa untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah.
4.    Membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis.
5.    Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan data.
6.    Membimbing siswa untuk mentransfer pengetahuan dan konsep ke masalah baru atau ke penerapan dalam pemecahan masalah.
  Bagaimana kalimat pertanyaan yang baik untuk disampaikan kepada siswa?
1.    Kalimat pertanyaan mudah dimengerti oleh sebagian besar siswa.
2.    Susunan kalimat sederhana tetapi mengarah pada titik permasalahan yang ditanyakan.
3.    Kalimat pertanyaan disederhanakan jika siswa mengalami kesulitan menjawabnya.
  Mengapa kita perlu memberikan waktu tunggu terhadap jawaban siswa setelah kita mengajukan pertanyaan?
1.    Waktu tunggu pertanyaan memang sangat diperlukan
2.    Waktu tunggu memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami maksud pertanyaan.
3.    Waktu tunggu memberikan kesempatan pada siswa untuk memikirkan alternatif jawaban terhadap pertanyaan.
4.    Waktu tunggu yang diberikan oleh guru akan melibatkan keseluruhan siswa dalam kelas untuk bertanggung jawab menjawab pertanyaan.
5.    Waktu tunggu sekitar 3 detik sampai dengan 15 detik tergantung pada tingkat kesulitan pertanyaan.
  Siapakah yang dipilih untuk menjawab pertanyaan?
Semua siswa haruslah merasa bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan. Namun demikian jika tiba waktunya guru harus menentukan siapa yang akan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan.
1.    Sebelum menjawab pertanyaan siswa sebaiknya diberikan kesempatan untuk mengangkat tangan. Namun siswa yang tidak mengangkat tangan juga dapat dipilih oleh guru.
2.    Untuk pertanyaan yang mudah terlebih dahulu dapat dipilih siswa yang tingkat kemampuannya rendah, pertanyaan yang sulit diberikan pada siswa yang kemampuannya tinggi.
3.    Semua siswa sebaiknya diberikan kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan sehingga kelas tidak hanya didominasi siswa tertentu.
4.    Siswa laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang berimbang dalam menjawab pertanyaan.
  Bagaimana cara memberikan feedback terhadap jawaban siswa?
Dalam pembelajara PAKEM semua jawaban siswa perlu diberikan balikan secara positif, maksudnya keberanian mereka dalam menjawab pertanyaan perlu dihargai sehingga membangkitkan kepercayaan diri mereka. Jika jawaban siswa kurang tepat mereka juga perlu diberikan reward, namun perlu juga diberikan isyarat bahwa jawabannya kurang tepat dan mengundang siswa lain untuk menyempurnakannya.

B.   Ketrampilan Menjelaskan
Menjelaskan merupakan salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran yang PAKEM. Hasibuan, dkk. (1988) mendefinisikan menjelaskan sebagai proses mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Ketrampilan menjelaskan yang dimiliki seorang guru dapat mendukung tercapainya pembelajaran yang efektif.
  Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan
Beberapa komponen ketrampilan menjelaskan di antaranya:
1.    Kejelasan
2.    Pengguanaan contoh dan ilustrasi
3.    Pemberian tekanan
4.    Penggunaan waktu diam/jeda
5.    Penggunaan bahasa isyarat balikan
  Apakah yang dimaksud dengan kejelasan?
Penjelasan yang dikemukakan oleh guru hendaknya dapat ditangkap dengan jelas oleh siswa. Beberapa hal perlu diperhatikan di antaranya:
1.    Kalimat disusun dalam tata bahasa yang benar, sederhana dan ringkas, sehingga maknanya mudah dimengerti.
2.    Kata-kata diucapkan jelas dan dapat didengar dengan jelas oleh siswa yang duduk dibangku paling belakang di dalam kelas.
3.    Pembicaraan dilakukan dengan lancar, tidak gagap dan menghindari kata-kata yang tidak perlu, misalnya: “eee” atau “mmm”.
4.    Menghindari penggunaan kata-kata yang asing atau tidak dimengerti maknanya oleh siswa, misalnya: bahasa asing, bahasa daerah, kecuali kata-kata tersebut dijelaskan maknanya.
  Bagaimana seharusnya contoh dan ilustrasi diberikan?
Suatu penjelasan mungkin memerlukan contoh atau ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap informasi yang diberikan. Contoh dan ilustrasi yang digunakan sedapat mungkin: (a) terjangkau oleh pengalaman siswa, (b) relevan dengan pokok informasi yang diberi contoh atau ilustrasi. Contoh yang tidak terjangkau oleh pengalaman siswa dapat semakin membingungkan siswa. Sementara ilustrasi yang tidak relevan dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya, untuk menjelaskan bahwa kemampuan kognitif dalam menerima informasi terbatas diilustrasikan dengan botol yang diisi air, mencurahkan pelajaran ke dalam otak siswa diilustrasikan dengan memasukkan air ke dalam botol, yang airnyaa dapat meluap kalau terlalu banyak.
  Apakah yang dimaksud dengan tekanan?
Bagian-bagian penting dari penjelasan perlu diberikan tekanan, sementara informasi yang kurang penting perlu dikurangi. Pemberian tekanan pada bagian-bagian penjelasan yang penting dapat dilakukan dengan: memberi tekanan suara, mengubah gerakan tubuh dan bahasa isyarat, mengubah ekspresi (mimik) wajah. Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan menggunakan tekanan suara atau variasi intonasi suara tidak terlalu sulit diterapkan. Misalnya, merubah suara lembut menjadi keras, pengucapan suara lebih lambat dan mengubah nada suara tinggi menjadi rendah atau sebaliknya.
Orang pada umumnya menggunakan gerakan tangan sebagai bahasa isyarat. Penggunaan bahasa isyarat itu biasanya bersamaan dengan pengucapan kata yang diberi tekanan. Banyak orang menggunakan bahasa isyarat itu demikian seringnya sehingga hampir semua kata dibarengi dengan gerakan tangan, pada hal gerakan-gerakan isyarat yang digunakan tidak relevan dengan makna dari kata yang diberi tekanan. Hal ini sebaiknya dihindari atau dikurangi.
  Mengapa kita perlu memberikan jeda ketika menjelaskan?
Penggunaan jeda pada waktu-waktu tertentu perlu diadakan. Tujuannya adalah: (a) menarik perhatian siswa yang kurang terkonsentrasi dalam mengikuti penjelasan, (b) mengetahui apakah semua siswa dapat mengikuti penjelasan dengan baik, (c) melihat respons siswa apakah penjelasan sudah dapat dimengerti. Penggunaan jeda dapat divariasikan dengan pemberian pertanyaan, khususnya untuk mengecek apakah siswa sudah memahami penjelasan.
  Apakah yang dimaksud dengan antusiasme?
Dalam memberikan penjelasan guru ada yang kurang bersemangat atau tidak bergairah dan acuh tak acuh terhadap perilaku siswa. Keadaan demikian membawa suasana bati dan mental yang kurang bersemangat, kurang bergairah dan acuh tak acuh pada siswa. Maka dari itu dalam menjelaskan, guru sedapat mungkin berperilaku antusias, artinya: penjelasan disampaikan dengan semangat, bergairah, tanggap terhadap perilaku siswa dan menciptakan suasana gembira, serta tidak menyebabkan siswa tertekan. Mengapa sebaiknya guru meminta balikan pada siswa ketika menjelaskan?
Guru perlu mencari balikan terhadap penjelasan yang disampaikan, apakah suaranya dapat didengar dengan terang, informasinya dapat diterima dengan benar dan penjelasannya dapat dipahami dengan benar. Balikan itu dapat dilaksanakan dengan: (a) mengamati perilaku siswa, (b) mendengarkan keluhan siswa, (c) mengajukan pertanyaan untuk mengecek penerimaan dan pemahaman siswa atas penjelasannya, (d) mendengarkan dan menanggapi pertanyaan siswa. Balikan itu sangat diperlukan untuk mengecek dan meningkatkan keefektifan dari penjelasan yang disampaikan. Berdasarkan balikan guru dapat mengubah strategi penjelasan, suasana kelas dan perilaku pribadi demi meningkatnya keefektifan pembelajaran.
  Apakah yang dimaksud dengan bahasa isyarat?
Dalam menjelaskan suatu materi sebaiknya guru juga memanfaatkan bahasa tubuh. Ketika menjelaskan mungkin akan lebih berkesan bagi siswa ketika guru juga menggunakan mimik wajah. Bahasa tubuh yang lain misalnya dapat dilakukan dengan menggerakkan tangan, kontak mata atau perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain.

C.   Ketrampilan Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang dapat mendorong orang untuk sudi menjalankan pekerjaan. Motivasi belajar adalah suatu yang dapat mendorong siswa untuk sudi melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan suatu yang sangat penting untuk kelangsungan kegiatan belajar dan peningkatan prestasi belajar. Louisell dan Descamps (1992) mengemukakan bahwa “guru mungkin sangat menguasai bahan pelajaran dan teknik pembelajaran, tetapi jika mereka tidak tahu bagaimana cara meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, maka usaha-usaha mereka akan sia-sia.” Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikasi bahwa dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang sekarang merupakan suatu pendekatan yang sangat diandalkan, motivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting.
Motivasi belajar dapat ditandai dengan enam macam tingkah laku:
1.    Perhatian. Motivasi belajar siswa tinggi jika mereka memusatkan perhatian lebih besar kepada kegiatan belajar dari pada kegiatan bukan belajar.
2.    Lama belajar. Siswa mempunyai motivasi belajar jika siswa menghabiskan waktu cukup untuk kegiatan belajar.
3.    Usaha. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika mereka bekerja secara intensif, mengeluarkan banyak energi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas belajar.
4.    Irama perasaan. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika siswa merasa gembira, mempunyai keyakinan diri dan tegar pada situasi belajar yang ada.
5.    Ekstensi. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika mereka menggunakan jam-jam bebas pelajaran atau istirahat untuk kegiatan belajar.
6.    Penampilan. Motivasi belajar ditunjukkan dengan diselesaikannya tugas belajar.
Stipek dan Hunter (dalam Louisell dan Descamps, 1992) mengajukan sepuluh cara yang dapat digunakan meningkatkan motivasi belajar, yaitu: (1) Menjadikan tugas menantang, (2) Mengurangi fokus belajar pada tes penilaian, (3) Memberi bantuan tidak perlu overaktif, (4) Mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik, (5) Memberi hadiah, (6) Menaruh harapan tinggi pada semua siswa, (7) Memberitahukan hasil belajar siswa, (8) Mempromosikan keberhasilan untuk semua anggota kelas, (9) Meningkatkan persepsi siswa sebagai kontrol, (10) Mengubah struktur tujuan penghargaan kelas.
Berdasarkan cara-cara peningkatan motivasi yang dikemukakan oleh Stipek dan Hunter tersebut, dapat ditentukan ketrampilan-ketrampilan dasr mengajar yang berguna untuk meningkatkan motivasi belajar.
1.    Ketrampilan menciptakan tugas menantang. Tugas yang menantang adalah tugas yang siswa dapat memperagakan dirinya mampu untuk mengerjakan sesuai dengan kemampuannya. Tugas yang terlalu mudah atau terlalu sukar dapat menurunkan motivasi. Motivasi belajar siswa menjadi meningkat jika siswa dapat menyelesaikan tugas dengan usahanya sendiri tanpa mendapat banyak bantuan.
2.    Ketrampilan mengurangi fokus belajar pada tes penilaian. Pemberian tes ternyata tidak menjadi tantangan bagi siswa untuk lebih giat belajar, sebaliknya menjadikan mereka kurang gembira jika harus menngerjakan soal tes. Pemberitahuan yang terlalu sering jika akan diadakan tes tidak meningkatkan motivasi belajar, meskipun begitu mereka menginginkan untuk memperoleh nilai tinggi. Sebagai contoh, jika ada pemberitahuan bahwa akan diadakan tes, sering muncul respon: “waaa...t”. tes untuk memonitor kemajuan belajar memang penting, tetapi hendaknya tidak dijadikan tekanan untuk meningkatkan motivasi belajar.
3.    Ketrampilan memberi bantuan yang tidak berlebihan. Guru sedapat mungkin membatasi bantuan yang diberikan kepada siswa sebatas yang diperlukan. Bantuan yang terlalu banyak menyebabkan siswa merasa kurang bangga dan menjadi merasa kurang mampu, kurang percaya diri, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar.
4.    Ketrampilan mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Ketrampilan memberi penguatan (reinforcement) merupakan salah satu macam ketrampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai guru. Penguatan ekstrinsik (misalnya: hadiah atau pujian) memang sangat meningkatkan jumlah waktu yang digunakan untuk belajar, tetapi ketika penguatan itu tidak lagi diberikan siswa menjadi kehilangan motivasi belajar. Apalagi jika penguatan ekstrinsik itu memberikan efek yang berarti bagi peningkatan prestasinya. Maka dari itu, harus terampil mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi intrinsiknya, misalnya memberitahukan manfaat tugas bagi diri mereka.
5.    Ketrampilan memberi hadiah. Jika guru memang, bermaksud memberikan hadiah atas prestasi siswa, hadiah itu harus diberikan dalam kondisi yang tepat. Hadiah cocok diberikan untuk usaha dan penampilan belajar yang istimewa, misalnya: juara kelas, juara sekolah, juara olah raga, juara seni. Lebih-lebih kalau hadiah itu punya makna penting bagi diri siswa.
6.    Ketrampilan menaruh harapan tinggi pada semua siswa. Guru harus memberi harapan bahwa semua siswa mampu berusaha dan berhasil menyelesaikan tugasnya. Harapan itu akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya guru perlu menghindari keluarnya pernyataan tentang kemampuan belajar siswa yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan siswa terhadap kemampuan dirinya. Guru juga tidak perlu mengaitkan kegagalan siswa dengan kekurang-mampuan atau kekurang-usahaan. Misalnya: “Kamu tidak akan mendapat nilai jelek kalau kamu mau bekerja keras”, dapat menguatkan motivasi, tetapi juga dapat menurunkan motivasi belajar. Lebih dari itu guru tidak boleh menaruh harapan bahwa kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa adalah kemampuan dirinya.
7.    Ketrampilan memberitahukan hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa menjadi tinggi jika sering diberi tahu tentang seberapa tinggi penampilan dirinya tentang hal-hal yang baru dikerjakan. Setiap siswa ingin tahu hasil pekerjaannya. Hasil pekerjaannya merupakan umpan balik untuk mengulang keberhasilan atau memperbaiki kegagalan. Pemberitahuan hasil tes atau nilai prestasi yang lain sesegera mungkin merupakan motivasi untuk tetap belajar dan memperbaiki kesulitan belajar.
8.    Ketrampilan mempromosikan keberhasilan untuk semua anggota kelas. Keberhasilan menyelesaikan tugas secara akurat membuat siswa merasa senang tentang kemampuannya, dan mempunyai keinginan untuk mengaplikasikan kemampuannya pada tugas-tugas berikutnya. Maka dari itu guru harus terampil menciptakan, merencanakan tugas-tugas yang dapat mempromosikan keberhasilan yang tinggi untuk semua siswa, dan dapat menemukan cara agar semua siswa dapat berupa mimik dan gerakan tubuh, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda (Hasibuan, 1998).
Di antara ketrampilan-ketrampilan tersebut penguatan verbal dan penguatan dengan simbol atau benda termasuk penguatan ekstrinsik, maka cara penggunaannya sudah dibahas di atas. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan juga sudah dibahas di atas.
1.    Penguatan berupa mimik dan gerakan tubuh dapat berupa senyuman, anggukan, acungan ibu jari, dan tepuk tangan.
2.    Penguatan dengan cara mendekati dapat dilaksanakan dengan berjalan mendekati siswa, duduk di samping siswa, berjalan di sisi siswa.
3.    Penguatan dengan sentuhan dapat berupa tepukan pada pundak, jabatan tangan dan lain-lain.
Ketiga penguatan tersebut pada dasarnya mempunyai makna yang lama yaitu pengelihatan dalam bentuk respons positif yang diberikan kepada siswa ketika siswa berhasil menyelesaikan tugasnya dengan sukses. Penguatan-penguatan tersebut sebaiknya dilaksanakan dalam suasana keakraban, kehangatan dan keantusiasan. Suasana itu dapat menimbulkan kegembiraan pada siswa yang dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
An-Nida No.10, edisi Oktober 2008.


EmoticonEmoticon