Pada masa itu, pengetahuan astronomi berkembang pesat. Para
astronom, baik muslim atau non muslim yang nota benenya orang Eropa, menemukan
banyak hal baru tentang astronomi. Al-Bitruji yang dikenal oleh orang barat
dengan nama Apetragius itu, memperkenalkan gagasan-gagasan besar mengenai
pergerakan benda-benda angkasa. Teorinya sering kali digunakan sebagai rujukan
dalam penelitian astronomi.
Pada abad tiga belas masih terkenalnya masa-masa
Aristoteles yang dikumpulkan oleh Ibnu Bajjah. Kumpulan naskah pengikut
Aristoteles ini disebut Aristotelianisme. Semasa hidupnya al-Bitruji sering
melakukan penelitian, selain itu, al-Bitruji juga banyak melakukan pembuktian
teori ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Di antaranya pembuktian terhadap teori sistem
gerakan planet yang dikemukakan oleh Ptolomeus. Ternyata pembuktian terhadap
teori Ptolomeus ini tidak terjadi. Hal ini karena dia mengukuti pendapat
Aristoteles bahwa gerakan planet berbentuk melingkar sempurna. Padahal, dari
hasil penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa peredaran gerak planet berbentuk
elips (bundar lonjong).
Al-Bitruji membuat sejumlah karya astronomi berdasarkan
Teori Gerak Spiral, ang merupakan hasil formulasi Simplicus. Teori ini
mengatakan bahwa sfera-sfera langit berputar di sekeliling sumbu yang berbeda
sehingga akan menghasilkan gerakan berbentuk spiral, karyanya tersebut kemudian
dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul Kitab fi al-Haya (Buku Mengenai Ilmu
Bintang).
Kitab ini populer di Eropa pada kurun ke-13. karya
Al-Bitruji sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Yahudi oleh Moshe
(Musa) Ibnu Tibbon. Selain itu, karya ini diterjemahkan pula dari bahasa Yahudi
ke bahasa Latinoleh Kaloymos ben David dicetak pada tahun 1531 M di Venice,
Italia.
Selain kitab Fi al-Haya, Al-Bitruji juga menghasilkan
sebuah buku berjudul Teori Fisisk Planet-Planet. Lewat buku ini, ia mencoba
memperbaiki beberapa kesalahan Ptolomeus dengan memberi keterangan yang lebih
baik tentang gerakan planet. Upaya al-Bitruji
ini sempat ditentang oleh para penganut Aristoteles yang mengatakan benda-benda
langit harus bergerak dalam lingkaran. Namun, sistem astronomi Ptolomeus
akhirnya berhasil diruntuhkan ketika sejumlah Ilmuwan Muslim, seperti
az-Zarqali dan Nashiruddin at-Thusi, bersama-sama dengan al-Bitruji melancarkan
kritik ilmiah yang tajam.
Karya-karya al-Bitruji pun banyak dikutip oleh F.J.
Caramody yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul “Al-Bitruji, De
Motibus Coelorum” (Berkeley, 1952). Sumbangan para ilmuwan muslim, termasuk
al-Bitruji, pada perkembangan astronomi memang sangat besar. Raja Alfonso X,
yang berkuasa pada abad ke-13 di Spanyol, menyusun sebuah tabel astronomi yang
keseluruhan isinya disusun berdasarkan penemuan pengetahuan para ilmuwan
muslim. Al-Bitruji kemudian meninggal sekitar tahun 1204 M, setelah
menyumbangkan banyak pengetahuan astronomi bagi umat manusia.
AULA, edisi Nopember
2013 M.
EmoticonEmoticon