Disampaikan oleh K. Moh Kholil pada kegiatan Makesta
20 – Shafar – 1435 H / 23 – Desember – 2013 M.
Di : MTs. Sukosari – Babadan – Ponorogo.
Muqaddimah :
Pembinaan
dan pengembangan generasi muda bertujuan untuk mewu- judkan kader penerus
perjuangan dan pembangunan Nasional yang Pancasilais dan di laksanakan melalui
usaha-usaha meningkatkan ke-Taqwaan
kepada Alloh SWT, menanamkan dan menumbuh kembangkan kesadaran
ber-Agama, ber-Bangsa dan ber-Negara, mempertebal idealisme, semangat
patriotisme dan harga diri, memperkokoh kepribadian dan disiplin.
Mempertinggi
budi pekerti (Akhlaq/moral/karakter), memupuk kesega-ran jasmani dan daya
kreasi, mengembangkan kepemimpinan, ilmu, ketrampi-lan dan kepeloporan, serta
mendorong partisipasi dalam kehidupan ber-Agama ber-Bangsa dan ber-Negara, dan
dalam melaksanakan pembangunan karakter anak bangsa dalam negeri Pancasila.
Dalam
Undang-Undang Dasar ( UUD 1945 setelah amandemen pertama dan ke empat ) Pasal
31 Bab XIII alinea 3 menyebutkan : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan ke-Imanan dan ke-Taqwaan
serta Akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang.
Alinea
4 menyebutkan : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan serta
kesejahteraan umat manusia.
Pendidikan Akhlaq ( Tatakarama dan Budi pekerti muliya ).
Di
dalam UUD 1945 diatas sudah jelas arah dari tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan ke-imanan, ke-taqwaan
serta akhlaq mulia, tapi yang perlu dicermati dan mendapat perhatian dan
penanganan khusus yaitu adanya fenomena baru dan khas akhir abad ke-20 adalah
lahirnya generasi mall, super market dan warung-warung kopi pinggiran
jalan yang kemudian diikuti dengan kelahiran generasi handphone,
yaitu kecenderungan remaja untuk ber-haha ria dan asyik dengan
buaian budaya penjajah melalui situs- situs pornonya yang mudah diakses
menggunakan sarana telephon genggam. Gejala ini dianggap khas karena baru
muncul sejak awal dekade 1990-an dan semakin jelas sosoknya sejak pertengahan
tahun 1990-an.
Dampak
terbesar dari kehadliran generasi mall dan handphone
ini adalah meningkatnya pola konsumerisme di kalangan remaja, sekaligus
lahir-nya gaya hidup baru yang sudah jauh dari budaya bangsa Indonesia yang
ter-kenal santun, ramah, suka menolong dan gotong royong, serta berkpribadian
luhur dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
kenyataan yang dapat kita lihat dalam keseharian sekarang ini ada-lah remaja
putri merasa sangat bangga bila berpakian ketat dan mengumbar aurat di luar
rumah, bahkan setiap pergi keluar dari rumah untuk keperluan di luar sekolah.
Budaya berpakaian serba ketat, seksi, mahal-mahal, trendi, suka menyantap
makanan cepat saji, suka yang serba instan, dan mengembangkan bahasa gaul.
Fenomena lain yang mewabah
dikalangan remaja saat ini seperti tong-krongan di warung-warung kopi pinggir
jalanan, merokok, menggunakan obat –obatan terlarang, perzinaan yang dilakukan
oleh anak-anak usia sekolah, per-nikahan usia dini sebab hamil lebih dulu,
tawuran massal, pencurian dan lain sebagainya berbagai bentuk penyimpangan yang
sering dikeluhkan para orang tua saat ini.
Jika memperhatikan visi
kehidupan yang ingin dibangun bersama pada masa yang akan datang dan yang
digariskan oleh UUD-1945 diatas, serta mem perhatikan kondisi remaja sekarang,
maka jelas bahwa fungsi Makesta pada saat ini dan untuk masa yang
akan datang adalah sangat penting untuk mengisi ruang-ruang kosong yang menjadi
jarak antara realitas empiris dan yang di idealkan.
Untuk memperoleh kepercayaan
diri yang tinggi remaja tidak cukup di berikan nasehat dengan kata-kata, tapi
yang lebih utama, memberikan peluang kepada remaja untuk mengekspresikan
potensinya, sebab melalui ekspresi itu potensi remaja dapat memperoleh
kepercayaan diri yang tinggi. Sedangkan sikap profesional dapat
tumbuh melalui suatu proses latihan yang panjang.
Profesionalisme itu bukan
hanya dimaknai secara sempit “dibayar tinggi”, tetapi lebih dari itu mengacu
pada penyelesaian tanggung jawab secara sungguh-sungguh, tanpa harus
ada kontrol dari luar.
Ada empat pilar pendidikan akhlaq yang terpuji :
1. Akhlaq manusia
terhadap sang Kholiq ( Alloh SWT.).
Jika seseorang itu ta’at dalam menjalankan perintah Alloh SWT, dalam berbagai
bentuk amal atau aktifitasnya sehari-hari, tentu orang itu akan menjadi orang
yang memili-ki moral atau karakter yang terpuji. Tetapi jika sebaliknya, dia
itu tidak ta’at, tentu akan mudah melakukan amal atau aktifitas yang menyimpang
dari keten-tuan Alloh SWT, sebab sudah tidak takut lagi terhadap Alloh. Orang
yang de-mikian ini akan mudah melakukan kemaksiatan, kedzaliman, kemungkaran
dan kejahatan-kejahatan, jika sudah demikian keadaannya, tentu orang ini tidak
lagi memiliki moral atau akhlaq atau karakter yang terpuji.
Alloh
berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 32 :
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika
kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". QS.2:32.
2.
Akhlaq manusia terhadap dirinya sendiri.
Ada pepatah jawa mengatakan “Ajining
diri saking lathi, ajining raga saking busana, ajining manungsa saking tepa
slira”.
Artinya : Seseorang itu akan menjadi terpuji jika bisa
menjaga lisannya, dari kata-kata kotor, adu domba, menghina dan menyakitkan
hati orang lain. Dan seseorang akan menjadi terpuji karena caranya berpakaian,
cara berpakaian itu juga sangat
menentukan terhadap perilaku akhlaq seseorang, baca lagi arti-kel diatas.
Kemudian orang akan menjadi terpuji sebab memiliki tepa slira (tingkah laku
baik dan sopan). Oleh karena itu seseorang harus ingat, bahwa di dalam
kehidupan ini yang akan dilihat oleh Alloh adalah hati dan amalnya atau
karyanya, bukan ke gagahan dan kemolekan postur tubuh dan kekayaan materi.
Rasulullah Saw, telah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى
صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.
رواه مسلم
Artinya :
Dari Abu
Hurairah ia berkata : Rasulullah Saw, telah bersabda : “Sungguh Alloh itu tidak
akan melihat kepada posturmu (bodymu) dan harta kekayaan-mu, akan tetapi yang
akan dilihat (Alloh) adalah hatimu dan amalmu”. HR. Muslim.
3. Akhlaq manusia terhadap kedua
orang tuanya.
Seseorang wajib berbakti kepada kedua orang tua, dan kewajiban ini tidak
terbatas ketika keduanya masih hidup saja, akan tetapi berlaku sekalipun
keduanya suadah mati. Tanda-tanda kalau orang itu memiliki akhlaq yang ter-puji
apabila orang itu selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". QS. 17 : 24 ( Al-Isra’)
عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ
السَّاعِدِيِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ r إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ
أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَاْلاِسْتِغْفَارُ
لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لاَ
تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا. رواه أبو داود
Dari Abi
Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idiy berkata, diantara kami berada disisi
Rasulullah Saw, ketika itu seseorang dari bani Salamah mendatangi Nabi,
kemudian ia bertanya : Wahai Rasulullah, apakah saya masih bisa ber-buat suatu
kebaikan kepada kedua orang tuaku sesudah keduanya meninggal dunia ?, Jawab
Nabi Saw, : Ya, masih ada yaitu : memohonkan rahmat untuk keduanya, memohonkan
ampunan keduanya, menunaikan semua janjinya, ber silaturrahmi kepada orang yang
tidak dapat dihubungi kecuali dengannya dan menghormat kawan dekatnya”. HR. Abu
Dawud.
4. Akhlaq manusia terhadap orang
lain dan lingkungannya.
Seseorang itu dinilai baik atau buruk budi pekertinya, tingkah laku dan
karakternya apabila orang itu di dalam pergaulan kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan kerjanya tidak per-nah
menyakiti orang lain baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan.
Ada empat perkara yang dapat merusak keharmonisan pergaulan di dalam
masyarakat, yaitu : Bila orang itu diberi kepercayaan malah mengkhia-nati
kepercayaan itu, suka berbohong dalam ucapan dan tindakannya, suka meng-ingkari
janji dan jahat jika dalam keadaan mengalami perselisihan atau perbedaan.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا (36
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesua- tupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[[1]], dan teman sejawat, Ibnu sabil[[2]] dan hamba sahayamu. Sesung- guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. QS. 4: 36 (An-Nisa’).
Kesimpulan :
Manusia
yang baik akhlaqnya adalah orang yang dapat berbuat baik ter-hadap dirinya
sendiri, kedua orang tuanya, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik dalam
bentuk ucapan maupun tindakan.
Selamat
menjalankan amanat organisasi, hidup dan matinya NU berada pada para generasi.
EmoticonEmoticon