A.
Ketrampilan Bertanya
K
|
etrampilan bertanya merupakan komponen yang paling penting dalam
pembelajaran yang PAKEM. Pilihan pertanyaan yang dikemukakan oleh guru akan
menentukan apakah tercipta kelas yang PAKEM atau tidak.
Bagaimanakan prinsip-prinsip pertanyaan yang baik?
1.
Pertanyaan disampaikan keseluruh siswa sehingga semua siswa merasa berkewajiban
menyampaikan jawaban.
2.
Mengundang banyak alternatif jawaban dari siswa.
3.
Memotivasi siswa untuk menjawab dalam kalimat yang cukup panjang.
4.
Disampaikan dengan cukup keras dan sedapat mungkin tidak
diulang-ulang.
5.
Pertanyaan merangsang siswa untuk berfikir kritis.
Apakah yang dimaksud dengan pertanyaan terbuka? Mengapa pertanyaan yang
terbuka ini penting dalam menciptakan keaktifan siswa?
Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang memiliki banyak alternatif jawaban yang benar.
Dengan mengajukan pertanyaan terbuka maka akan semakin banyak siswa yang
berkesempatan menjawab dan mendapatkan hadiah/reward dari guru. Denngan
demikian penggunaan pertanyaan terbuka akan menciptakan suasana belajar yang
aktif. Contoh pertanyaan terbuka misalnya, “Anak-anak, menurut kalian hewan itu
punya perasaan atau tidak? Berikan alasannya!.
Apakah tujuan kita mengemukakan pertanyaan kita di kelas?
Tujuan kita mengemukakan
pertanyaan di antaranya:
1.
Mendorong siswa untuk menggali informasi.
2.
Merangsang rasa ingi tahu.
3.
Melatih siswa untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah.
4.
Membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis.
5.
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan data.
6.
Membimbing siswa untuk mentransfer pengetahuan dan konsep ke
masalah baru atau ke penerapan dalam pemecahan masalah.
Bagaimana kalimat pertanyaan yang baik untuk disampaikan kepada siswa?
1.
Kalimat pertanyaan mudah dimengerti oleh sebagian besar siswa.
2.
Susunan kalimat sederhana tetapi mengarah pada titik permasalahan
yang ditanyakan.
3.
Kalimat pertanyaan disederhanakan jika siswa mengalami kesulitan
menjawabnya.
Mengapa kita perlu memberikan waktu tunggu terhadap jawaban siswa
setelah kita mengajukan pertanyaan?
1.
Waktu tunggu pertanyaan memang sangat diperlukan
2.
Waktu tunggu memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami maksud
pertanyaan.
3.
Waktu tunggu memberikan kesempatan pada siswa untuk memikirkan
alternatif jawaban terhadap pertanyaan.
4.
Waktu tunggu yang diberikan oleh guru akan melibatkan keseluruhan
siswa dalam kelas untuk bertanggung jawab menjawab pertanyaan.
5.
Waktu tunggu sekitar 3 detik sampai dengan 15 detik tergantung pada
tingkat kesulitan pertanyaan.
Siapakah yang dipilih untuk menjawab pertanyaan?
Semua siswa
haruslah merasa bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan. Namun demikian
jika tiba waktunya guru harus menentukan siapa yang akan diberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan.
1.
Sebelum menjawab pertanyaan siswa sebaiknya diberikan kesempatan
untuk mengangkat tangan. Namun siswa yang tidak mengangkat tangan juga dapat dipilih
oleh guru.
2.
Untuk pertanyaan yang mudah terlebih dahulu dapat dipilih siswa
yang tingkat kemampuannya rendah, pertanyaan yang sulit diberikan pada siswa
yang kemampuannya tinggi.
3.
Semua siswa sebaiknya diberikan kesempatan yang sama untuk menjawab
pertanyaan sehingga kelas tidak hanya didominasi siswa tertentu.
4.
Siswa laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang berimbang
dalam menjawab pertanyaan.
Bagaimana cara memberikan feedback terhadap jawaban siswa?
Dalam
pembelajara PAKEM semua jawaban siswa perlu diberikan balikan secara positif,
maksudnya keberanian mereka dalam menjawab pertanyaan perlu dihargai sehingga
membangkitkan kepercayaan diri mereka. Jika jawaban siswa kurang tepat mereka
juga perlu diberikan reward, namun perlu juga diberikan isyarat bahwa
jawabannya kurang tepat dan mengundang siswa lain untuk menyempurnakannya.
B.
Ketrampilan Menjelaskan
Menjelaskan
merupakan salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran yang PAKEM.
Hasibuan, dkk. (1988) mendefinisikan menjelaskan sebagai proses
mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana sehingga dengan
mudah dapat dipahami oleh siswa. Ketrampilan menjelaskan yang dimiliki seorang
guru dapat mendukung tercapainya pembelajaran yang efektif.
Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan
Beberapa
komponen ketrampilan menjelaskan di antaranya:
1.
Kejelasan
2.
Pengguanaan contoh dan ilustrasi
3.
Pemberian tekanan
4.
Penggunaan waktu diam/jeda
5.
Penggunaan bahasa isyarat balikan
Apakah yang dimaksud dengan kejelasan?
Penjelasan yang
dikemukakan oleh guru hendaknya dapat ditangkap dengan jelas oleh siswa.
Beberapa hal perlu diperhatikan di antaranya:
1.
Kalimat disusun dalam tata bahasa yang benar, sederhana dan ringkas,
sehingga maknanya mudah dimengerti.
2.
Kata-kata diucapkan jelas dan dapat didengar dengan jelas oleh
siswa yang duduk dibangku paling belakang di dalam kelas.
3.
Pembicaraan dilakukan dengan lancar, tidak gagap dan menghindari
kata-kata yang tidak perlu, misalnya: “eee” atau “mmm”.
4.
Menghindari penggunaan kata-kata yang asing atau tidak dimengerti
maknanya oleh siswa, misalnya: bahasa asing, bahasa daerah, kecuali kata-kata
tersebut dijelaskan maknanya.
Bagaimana seharusnya contoh dan ilustrasi diberikan?
Suatu
penjelasan mungkin memerlukan contoh atau ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap informasi yang diberikan. Contoh dan ilustrasi yang
digunakan sedapat mungkin: (a) terjangkau oleh pengalaman siswa, (b) relevan
dengan pokok informasi yang diberi contoh atau ilustrasi. Contoh yang tidak terjangkau
oleh pengalaman siswa dapat semakin membingungkan siswa. Sementara ilustrasi
yang tidak relevan dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya, untuk menjelaskan
bahwa kemampuan kognitif dalam menerima informasi terbatas diilustrasikan
dengan botol yang diisi air, mencurahkan pelajaran ke dalam otak siswa
diilustrasikan dengan memasukkan air ke dalam botol, yang airnyaa dapat meluap
kalau terlalu banyak.
Apakah yang dimaksud dengan tekanan?
Bagian-bagian
penting dari penjelasan perlu diberikan tekanan, sementara informasi yang
kurang penting perlu dikurangi. Pemberian tekanan pada bagian-bagian penjelasan
yang penting dapat dilakukan dengan: memberi tekanan suara, mengubah gerakan
tubuh dan bahasa isyarat, mengubah ekspresi (mimik) wajah. Pemberian tekanan
pada bagian-bagian yang penting dengan menggunakan tekanan suara atau variasi
intonasi suara tidak terlalu sulit diterapkan. Misalnya, merubah suara lembut menjadi
keras, pengucapan suara lebih lambat dan mengubah nada suara tinggi menjadi
rendah atau sebaliknya.
Orang pada
umumnya menggunakan gerakan tangan sebagai bahasa isyarat. Penggunaan bahasa
isyarat itu biasanya bersamaan dengan pengucapan kata yang diberi tekanan.
Banyak orang menggunakan bahasa isyarat itu demikian seringnya sehingga hampir
semua kata dibarengi dengan gerakan tangan, pada hal gerakan-gerakan isyarat
yang digunakan tidak relevan dengan makna dari kata yang diberi tekanan. Hal
ini sebaiknya dihindari atau dikurangi.
Mengapa kita perlu memberikan jeda ketika menjelaskan?
Penggunaan jeda
pada waktu-waktu tertentu perlu diadakan. Tujuannya adalah: (a) menarik
perhatian siswa yang kurang terkonsentrasi dalam mengikuti penjelasan, (b)
mengetahui apakah semua siswa dapat mengikuti penjelasan dengan baik, (c)
melihat respons siswa apakah penjelasan sudah dapat dimengerti. Penggunaan jeda
dapat divariasikan dengan pemberian pertanyaan, khususnya untuk mengecek apakah
siswa sudah memahami penjelasan.
Apakah yang dimaksud dengan antusiasme?
Dalam memberikan
penjelasan guru ada yang kurang bersemangat atau tidak bergairah dan acuh tak
acuh terhadap perilaku siswa. Keadaan demikian membawa suasana bati dan mental
yang kurang bersemangat, kurang bergairah dan acuh tak acuh pada siswa. Maka
dari itu dalam menjelaskan, guru sedapat mungkin berperilaku antusias, artinya:
penjelasan disampaikan dengan semangat, bergairah, tanggap terhadap perilaku
siswa dan menciptakan suasana gembira, serta tidak menyebabkan siswa tertekan.
Mengapa sebaiknya guru meminta balikan pada siswa ketika menjelaskan?
Guru perlu
mencari balikan terhadap penjelasan yang disampaikan, apakah suaranya dapat
didengar dengan terang, informasinya dapat diterima dengan benar dan
penjelasannya dapat dipahami dengan benar. Balikan itu dapat dilaksanakan
dengan: (a) mengamati perilaku siswa, (b) mendengarkan keluhan siswa, (c)
mengajukan pertanyaan untuk mengecek penerimaan dan pemahaman siswa atas
penjelasannya, (d) mendengarkan dan menanggapi pertanyaan siswa. Balikan itu
sangat diperlukan untuk mengecek dan meningkatkan keefektifan dari penjelasan
yang disampaikan. Berdasarkan balikan guru dapat mengubah strategi penjelasan,
suasana kelas dan perilaku pribadi demi meningkatnya keefektifan pembelajaran.
Apakah yang dimaksud dengan bahasa isyarat?
Dalam
menjelaskan suatu materi sebaiknya guru juga memanfaatkan bahasa tubuh. Ketika
menjelaskan mungkin akan lebih berkesan bagi siswa ketika guru juga menggunakan
mimik wajah. Bahasa tubuh yang lain misalnya dapat dilakukan dengan
menggerakkan tangan, kontak mata atau perpindahan dari satu tempat ketempat
yang lain.
C.
Ketrampilan Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah
sesuatu yang dapat mendorong orang untuk sudi menjalankan pekerjaan. Motivasi
belajar adalah suatu yang dapat mendorong siswa untuk sudi melakukan kegiatan
belajar. Motivasi belajar merupakan suatu yang sangat penting untuk
kelangsungan kegiatan belajar dan peningkatan prestasi belajar. Louisell dan
Descamps (1992) mengemukakan bahwa “guru mungkin sangat menguasai bahan
pelajaran dan teknik pembelajaran, tetapi jika mereka tidak tahu bagaimana cara
meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, maka usaha-usaha mereka akan
sia-sia.” Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikasi bahwa dalam pembelajaran
yang berpusat pada siswa, yang sekarang merupakan suatu pendekatan yang sangat
diandalkan, motivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting.
Motivasi
belajar dapat ditandai dengan enam macam tingkah laku:
1.
Perhatian. Motivasi belajar siswa tinggi jika mereka memusatkan
perhatian lebih besar kepada kegiatan belajar dari pada kegiatan bukan belajar.
2.
Lama belajar. Siswa mempunyai motivasi belajar jika siswa
menghabiskan waktu cukup untuk kegiatan belajar.
3.
Usaha. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika mereka bekerja
secara intensif, mengeluarkan banyak energi dan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas belajar.
4.
Irama perasaan. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika siswa
merasa gembira, mempunyai keyakinan diri dan tegar pada situasi belajar yang
ada.
5.
Ekstensi. Siswa mempunyai motivasi belajar tinggi jika mereka
menggunakan jam-jam bebas pelajaran atau istirahat untuk kegiatan belajar.
6.
Penampilan. Motivasi belajar ditunjukkan dengan diselesaikannya
tugas belajar.
Stipek dan
Hunter (dalam Louisell dan Descamps, 1992) mengajukan sepuluh cara yang dapat
digunakan meningkatkan motivasi belajar, yaitu: (1) Menjadikan tugas menantang,
(2) Mengurangi fokus belajar pada tes penilaian, (3) Memberi bantuan tidak
perlu overaktif, (4) Mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik,
(5) Memberi hadiah, (6) Menaruh harapan tinggi pada semua siswa, (7) Memberitahukan
hasil belajar siswa, (8) Mempromosikan keberhasilan untuk semua anggota kelas,
(9) Meningkatkan persepsi siswa sebagai kontrol, (10) Mengubah struktur tujuan
penghargaan kelas.
Berdasarkan
cara-cara peningkatan motivasi yang dikemukakan oleh Stipek dan Hunter
tersebut, dapat ditentukan ketrampilan-ketrampilan dasr mengajar yang berguna
untuk meningkatkan motivasi belajar.
1.
Ketrampilan menciptakan tugas menantang. Tugas yang menantang
adalah tugas yang siswa dapat memperagakan dirinya mampu untuk mengerjakan
sesuai dengan kemampuannya. Tugas yang terlalu mudah atau terlalu sukar dapat
menurunkan motivasi. Motivasi belajar siswa menjadi meningkat jika siswa dapat
menyelesaikan tugas dengan usahanya sendiri tanpa mendapat banyak bantuan.
2.
Ketrampilan mengurangi fokus belajar pada tes penilaian. Pemberian
tes ternyata tidak menjadi tantangan bagi siswa untuk lebih giat belajar,
sebaliknya menjadikan mereka kurang gembira jika harus menngerjakan soal tes.
Pemberitahuan yang terlalu sering jika akan diadakan tes tidak meningkatkan
motivasi belajar, meskipun begitu mereka menginginkan untuk memperoleh nilai
tinggi. Sebagai contoh, jika ada pemberitahuan bahwa akan diadakan tes, sering
muncul respon: “waaa...t”. tes untuk memonitor kemajuan belajar memang penting,
tetapi hendaknya tidak dijadikan tekanan untuk meningkatkan motivasi belajar.
3.
Ketrampilan memberi bantuan yang tidak berlebihan. Guru sedapat
mungkin membatasi bantuan yang diberikan kepada siswa sebatas yang diperlukan.
Bantuan yang terlalu banyak menyebabkan siswa merasa kurang bangga dan menjadi
merasa kurang mampu, kurang percaya diri, sehingga dapat menurunkan motivasi
belajar.
4.
Ketrampilan mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi
intrinsik. Ketrampilan memberi penguatan (reinforcement) merupakan salah satu
macam ketrampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai guru. Penguatan ekstrinsik
(misalnya: hadiah atau pujian) memang sangat meningkatkan jumlah waktu yang
digunakan untuk belajar, tetapi ketika penguatan itu tidak lagi diberikan siswa
menjadi kehilangan motivasi belajar. Apalagi jika penguatan ekstrinsik itu
memberikan efek yang berarti bagi peningkatan prestasinya. Maka dari itu, harus
terampil mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi intrinsiknya, misalnya
memberitahukan manfaat tugas bagi diri mereka.
5.
Ketrampilan memberi hadiah. Jika guru memang, bermaksud memberikan
hadiah atas prestasi siswa, hadiah itu harus diberikan dalam kondisi yang
tepat. Hadiah cocok diberikan untuk usaha dan penampilan belajar yang istimewa,
misalnya: juara kelas, juara sekolah, juara olah raga, juara seni. Lebih-lebih
kalau hadiah itu punya makna penting bagi diri siswa.
6.
Ketrampilan menaruh harapan tinggi pada semua siswa. Guru harus
memberi harapan bahwa semua siswa mampu berusaha dan berhasil menyelesaikan
tugasnya. Harapan itu akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya guru
perlu menghindari keluarnya pernyataan tentang kemampuan belajar siswa yang
berdampak pada berkurangnya kepercayaan siswa terhadap kemampuan dirinya. Guru
juga tidak perlu mengaitkan kegagalan siswa dengan kekurang-mampuan atau
kekurang-usahaan. Misalnya: “Kamu tidak akan mendapat nilai jelek kalau kamu
mau bekerja keras”, dapat menguatkan motivasi, tetapi juga dapat menurunkan
motivasi belajar. Lebih dari itu guru tidak boleh menaruh harapan bahwa
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa adalah kemampuan dirinya.
7.
Ketrampilan memberitahukan hasil belajar siswa. Motivasi belajar
siswa menjadi tinggi jika sering diberi tahu tentang seberapa tinggi penampilan
dirinya tentang hal-hal yang baru dikerjakan. Setiap siswa ingin tahu hasil
pekerjaannya. Hasil pekerjaannya merupakan umpan balik untuk mengulang
keberhasilan atau memperbaiki kegagalan. Pemberitahuan hasil tes atau nilai
prestasi yang lain sesegera mungkin merupakan motivasi untuk tetap belajar dan
memperbaiki kesulitan belajar.
8.
Ketrampilan mempromosikan keberhasilan untuk semua anggota kelas.
Keberhasilan menyelesaikan tugas secara akurat membuat siswa merasa senang
tentang kemampuannya, dan mempunyai keinginan untuk mengaplikasikan kemampuannya
pada tugas-tugas berikutnya. Maka dari itu guru harus terampil menciptakan,
merencanakan tugas-tugas yang dapat mempromosikan keberhasilan yang tinggi
untuk semua siswa, dan dapat menemukan cara agar semua siswa dapat berupa mimik
dan gerakan tubuh, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan,
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda
(Hasibuan, 1998).
Di antara
ketrampilan-ketrampilan tersebut penguatan verbal dan penguatan dengan simbol
atau benda termasuk penguatan ekstrinsik, maka cara penggunaannya sudah dibahas
di atas. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan juga sudah dibahas di
atas.
1.
Penguatan berupa mimik dan gerakan tubuh dapat berupa senyuman,
anggukan, acungan ibu jari, dan tepuk tangan.
2.
Penguatan dengan cara mendekati dapat dilaksanakan dengan berjalan
mendekati siswa, duduk di samping siswa, berjalan di sisi siswa.
3.
Penguatan dengan sentuhan dapat berupa tepukan pada pundak, jabatan
tangan dan lain-lain.
Ketiga
penguatan tersebut pada dasarnya mempunyai makna yang lama yaitu pengelihatan
dalam bentuk respons positif yang diberikan kepada siswa ketika siswa berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan sukses. Penguatan-penguatan tersebut sebaiknya
dilaksanakan dalam suasana keakraban, kehangatan dan keantusiasan. Suasana itu
dapat menimbulkan kegembiraan pada siswa yang dapat meningkatkan motivasi
belajarnya.
An-Nida No.10, edisi Oktober 2008.
EmoticonEmoticon